makalah tipe-tipe pembangunan ekonomi |
Makalah
EKONOMI PEMBANGUNAN
“TIPE-TIPE
PEMBANGUNAN EKONOMI”
D
I
S
U
S
U
N
Oleh
:
KELOMPOK
4 :
1.
MISMATUL
JANNAH (14106111168)
2.
LENI
ASRIKA (14106111028)
DOSEN
PENGASUH :
ASHADI,
SE, M. SI
FAKULTAS
EKONOMI
UNIVERSITAS JABAL GHAFUR SIGLI
2016
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa, atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul: ”TIPE-TIPE PEMBANGUNAN EKONOMI”.
Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat
bantuan dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai
pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang terlibat dalam
pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini masih dari jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, penulis
telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga
dapat selesai dengan tepat waktu dan oleh karenanya, penulis dengan kerendah
hati menerima dan meminta keterlibatan serta kesediaan pembaca memberikan
masukan, saran dan usul dalam proses verifikasi makalah ini dan bagi penulis
khususnya.
Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi seluruh pembaca.
Meureudu, 29 September 2013
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR .................................................................................. i
DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
BAB I : PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A.
LATAR
BELAKANG .............................................................. 1
B.
RUMUSAN
MASALAH .......................................................... 1
C.
TUJUAN..................................................................................... 1
BAB
II : PEMBAHASAN ............................................................................ 2
A.
SEWA
GUNA USAHA (LEASING) ...................................... 2
1.
Pengertian
Leasing ............................................................. 2
2.
Teknik-Teknik
Pembiayaan Leasing ................................ 3
3.
Ciri-Ciri
Sewa Guna Usaha ............................................... 4
4.
Pihak
yang Berkepentingan dalam Leasing ..................... 4
5.
Manfaat
dan Keunggulan Leasing ................................... 5
6.
Sumber-Sumber
Dana Leasing ......................................... 5
B.
SEJARAH
LEASING DI INDONESIA ................................. 6
C.
LEASING
SECARA SYARIAH ............................................. 8
D.
PERSOALAN
YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPUTUSAN
LEASING 9
E.
CONTOH
SEWA GUNA USAHA DI INDONESIA ............ 10
BAB
III : PENUTUP .................................................................................... 11
A.
KESIMPULAN
......................................................................... 11
B.
SARAN
....................................................................................... 12
DAFTAR
PUSTAKA ................................................................................... 12
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Di dunia ini segala
sesuatu mengalami suatu perubahan, tidak terkecuali perekonomian dinamika
ekonomi inilah yang menyebakan pertumbuhan, perkembangan dan kemajuan bahkan
adapula yang stagnasi, resesi dan krisis yang berkepanjangan.
Dalam konteks
Perkembangan ekonomi di Negara satu dengan Negara yang lain memiliki tipe-tipe
yang berbeda. Perbedaan tersebut terjadi karena berbagai faktor, diantaranya
faktor sumberdaya alam, kapital dan teknologi. Bagi Negara maju faktor kapital
dan teknologi memang lebih berperan dalam membentuk tipe perkembangan ekonomi,
namun faktor sumberdaya alam seperti sector pertanian juga bias dimanfaatkan
sebagai pendorang pembangunan ekonomi sehingga dalam masalah ini Negara-negara
maju lebih mudah dalam pencapaian tipe-tipe perkembangan ekonomi.
Berturut-turut historis
kejayaan dan perkembangan ekonomi yang telah dicapai Negara-negara didunia
tidak serta merta dapat ditiru oleh Negara-negara sedang berkembang. Walaupun
ada beberapa aspek yang bersamaan, tetapi pada dasarnya berbeda, baik keadaan
maupun tujuanya. Oleh karena itu, timbul suatu permasalahan bagaimana
Negara-negara berkembang mampu menyaingi perkembangan ekonomi di Negara-negara
maju, inilah yang membuat kajian historis sekiranya perlu untuk di lakukan agar
dapat memfilterisasi kebijakan-kebijakan dalam pengembangan ekonomi yang
berwawasan sosial kedepanya.
B.
Rumusan
Masalah dan Sub Masalah
1.
Bagaimana tipe-tipe perkembangan
ekonomi?
2.
Masalah apa saja yang dihadapi dalam
pembangunan ekonomi?
3.
Adakah peran pemerintah dalam
pembangunan ekonomi?
4.
Opsi apa saja yang diambil pemerintah
dalam pembangunan ekonomi?
5.
Seperti apa pembangunan ekonomi yang
baik?
C.
Tujuan
1.
Tujuan khusus penyusunan makalah dengan
tata tulis ilmiah ini merupakan sebagai pelaksanaan tugas mata kuliah “Ekonomi
pembangunan”.
2.
Tujuan umum dalam hal ini Penulis juga
berharap agar makalah ini dapat dijadikan landasan tioritis dan bahan
pertimbangan dalam penelitian selanjutnya serta peningkatan wawasan teman-teman
mahasiswa dan masyrakat pada umumnya.
D.
Manfaat
1.
Manfaat teoritis
a. Dari
segi ilmiah penulis tentunya berharap makalah ini dapat menambah khazanah ilmu
pengetahuan sosial dalam hal ini ekonomi serta Dapat digunakan sebagai landasan
dalam penelitian ilmiah yang sejenis.
b. Secara
umum penulis juga berharap makalah ini dapat meningkatkan pengetahuan kita
tentang “perkembangan ekonomi” yang diimplementasika dalam mempengeruhi
efektifitas kebijakan-kebijakan ekonomi kedepanya.
2.
Manfaat praktis
a. Manfaat
bagi peneliti sekiranya agar dapat menjadi bekal berupa pengalaman dan
pengetahuan serta wawasan dalam penyelesaian tugas-tugas kuliah kedepanya.
b. Manfaat
bagi teman-teman mahasiswa, penulis berharap agar sekiranya dapat di jadikan
bacaan yang menambah wawasan.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
A.
Tipe
Perkembangan
Perkembangan
(Development) merupakan suatu proses, perkembangan ini adalah proses yang
bersifat kualitatif dan berhubungan dengan kematangan yang ditinjau dari
perubahan yang bersifat progresif serta sistematis di dalam (Akhmad Sudrajat :
2008)
Jadi dapat di simpulkan
bahwa tipe perkembangan adalah corak yang muncul menjadi karakteristik sebagai
akibat dari perkembangan dalam suatu dinamika.
B.
Ekonomi
M. Manulang: Pengertian ekonomi
menurutnya adalah suatu ilmu yang memelajari masyarakat dalam usahanya untuk
mencapai kemakmuran, yaitu keadaan dimana manusia dapat memenuhi kebutuhannya
dari segi pemenuhan barang maupun jasa.
Paul A. Samuelson: Ekonomi merupakan
cara-cara yang dilakukan oleh manusia dan kelompoknya untuk memanfaatkan sumber-sumber
yang terbatas untuk memperoleh berbagai komoditi dan mendistribusikannya untuk
dikonsumsi oleh masyarakat.
Jadi berdasarkan
pengertian di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa ekonomi adalah ilmu
sekaligus pengetahuan tentang tata cara memenuhi kebutuhan dalam memanfaatkan
sumberdaya alam yang terbatas secara berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.
C.
Kesimpulan
Tipe perkembangan
ekonomi adalah upaya untuk melakukan pendekatan ilmiah mengunakan kajian-kajian
historis dengan segala klasifikasi dan karakteristik perkembangan ekonomi dalam
melakukan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan kedepanya.
BAB
III
PEMBAHASAN
Tipe perkembangan ekonomi yang telah
dicapai Negara-negara di dunia tidak dapat begitu saja ditiru oleh
Negara-negara sedang berkembang. Walaupun ada beberapa aspek yang bersamaan,
tetapi pada dasarnya berbeda, baik keadaan maupun tujuanya. Gambaran dari
tipe-tipe perkembangan ekonomi antara lain:
A.
Perkembangan
Ekonomi Di Negara Barat “Pembangunan Secara Spontan” (Spontaneous Development)
Keadaan yang statis
pada abad pertengahan disebabkan oleh faktor-faktor non ekonomis. Faktor-faktor
tersebut diantaranya:
1.
Akumulasi capital yang didasarkan atas
pinjaman yang berbunga terlarang karena alasan agama dan pinjaman hanya untuk
konsumsi bukan produksi.
2.
Struktur masyarakat didasarkan atas
agama dan paham feodal bukan atas nilai matriil dan ekonomis.
3.
Produksi dibatasi dan diatur yang
berhubungan dengan kualitas dan harga yang disebabkan karena konsumen masih
bersifat lokal dan tidak cukup tersedia transportasi.
Perkembangan
perdagangan baru mulai meluas setelah adanya perang salib dan itupun hanya di
daerah Mediteranian saja di daerah lainya belum memperbaiki keadaan ekonominya
karena adanya angggapan bahwa:
1.
Kegiatan ekonomi belum merupakan usaha
yang penting karena yang dianggap penting adalah usaha kesenian dan artistic.
2.
Kekayaan bukanlah hal yang penting
tetapi kemiskinan dan penderitaan malah diangggap dapat menaikkan derajat.
3.
Belum atau tidak adanya pengertian akan
adanya kemungkinan kemajuan.
Namun,anggapan-anggapan
tersebut dapat dirubah oleh Renaisssance, dimana orang mengubah asio ( pikir )
yang mendoronng perkembangan ilmu pengetahuan untuk kemajuan teknologi.
Akhirnya reformasi ini sedikit demi sedikit dapat mendobrak hal-hal yang dapat
menghalangi adanya perkembangan ekonomi.
Faktor-faktor
yang mendorong perkembangan ekonomi antara lain:
1. Adanya
penemuan-penemuan didaerah baru,
2. Kenaikan
produktivitas dibidang pertanian.
Pada
mulanya ± abad yang lalu, perubahan ekonomi sangat lambat hal ini disebabkan
karena sulitnya mengubah cara pikir terutama orang pedalaman. Tapi tak lama
kemudian perubahan-perubahan mulai tampak terlihat dengan semakin banyaknya
pengusaha dan terdapatnya perubahan politik pemerintah
Periode
perkembangan yang pesat mulai terjadi di Eropa Barat dengan adanya revolusi
Inggris pada akhir abad XVIII. Penemuan-penemuan baru dibidang teknologi dalam
industri dan pertanian. Perkembangan yang pesat dalam investasi permulaan
industrialisasi adalah adanya akumulasi capital class entrepreneur yang
memperoleh keuntungan dari perdagangan luar negeri.
Salah
satu faktor perkembangan terpenting untuk perkembangan ekonomi yang sangat
pesat ialah adanya kemajuan dibidang transportasi. Jadi transportasi mendorong
produksi industri dan pertanian untuk pasar nasional dan internasional.
Perkembangan tersebut diperlancar dengan adanya kebebasan berusaha.
Perkembangan ini berjalan dengan cepat samapi perang Dunia I. Konsentrasi
pendapatan ada pada klass entrepreneur. Pendapatan pada umumnya tidak
dikonsumsi tetapi diinvestasikan kembali. Keadaan ini mengakibatkan akumulasi
perkembangan yang pesat dalam produksi, produktivitas, perdagangan luar negeri,
dan pendapatan nasional.
Jadi
perkembangan ekonomi di Negara barat pada permulaan memang lambat yang
prosesnya memang tidak dapat diduga tanpa petunjuk dan hanya kadang-kadang dibantu oleh
pemerintah. Modernisasi pertama dapat menaikkan hasil produksinya sehingga
dapat mensupply bahan makanan dan tenaga kerja disektor industri. Akhirnya,
kemajuan sebagian hasil teknologi dapat dilihat dari kenaikakan produksi untuk
pasar dalam kenaikkan produksi dalam pasar dalam negeri dan luar negeri.
Sumber
dari perkembangan ini berasal dari class entrepreneur yang menanamkan kembali
keuntunganya, menyebabkan tabungan dalam negeri yang makin meningkat investasi
serta diimbangi dengan perluasan pasar yang cepat terutama menguntungkan bagi
industri yang memproduksi secara massal.
B.
Perkembangan
Ekonomi Jepang “Pembangunan Yang Di Dorong” (Induced Development)
Perkembangan ekonomi
dinegara-negara Barat dipimpin dan dibiayai oleh sektor swasta. Jepang
mengalami perkembangan ekonomi yang diatur dan dipimpin oleh pemerintah dengan
menggunakan kelas feodal sebagai alat dan dengan bantuan pemerintah menjadikan
kelas tersebut sebagai kelas wiraswasta. Perkembangan ekonomi ditujukan untuk
memodernisasi dan memperkuat kedudukan militer, politik, dan organisasi ekonomi
untuk menanggulangi pengrongrongan dari Barat. Jadi kekuatan merupakan tujuann
pokok pembangunan ekonomi. Struktur social dan system yang lama serta ketaatan
kelas rendah terhadap pemerintahnya.
Jepang tidak mempunyai
revolusi harapan yang menaik (revolution of rising expectation). Untuk masa
yang lama penduduk tetap mempunyai
tingkat konsumsi yang rendah. Penduduk pada umumnya taat dan disiplin, sehingga
memudahkan perencanaan pemerintah Jepang pada waktu itu belum mengalami
kelebihan penduduk. Politik pembangunan ekonomi betul-betul direncanakan dan
dilaksanakan sehingga berhasil merealisiasi tujuan seperti memodernisasi dan
mengadakan ekspansi ekonomi.
Pemerintah memelopori
dalam mengadakan investasi baik dalam sektor industri dan perbankan.
Pajak-pajak sangat mendorong untuk mengerjakan tanah secara efisien, dan
ternyata produksi pertanian menanjak dari tahun 1773-1900. Free entreprice
(usaha bebas) dianggap sebagai metode yang paling efisien dalam memodernisasi
perekonomian. Pemerintah mengambil inisiatif (prakarsa) dalam perkembangan
industri. Investasi besar-besaran baik dibidang transpor maupun dibidang
industry dasar (besi-baja) oleh pemerintah adalah menyiapkan jalan untuk
investasi swasta. Pemerintah memelopori pula dibidang perbankan dan pertanian.
Bank-bank tidak ragu-ragu member pinjaman jangka panjang.
Usaha-usaha swasta
dengan cepat dapat mengikuti jejak pemerintah. Pendidikan diperluas dengan
bantuan pemerintah. Jepang merupakan contoh negara yang diperintah oleh kaum
feudal yang telah menyesuaikan diri dibawah pimpinan pemerintah ke perekonomian
kapitalis. Berhasilnya perkembangan ini juga karena faktor psikologi dimana
penduduk tetap disiplin dan taat kepada pemerintah. Pemerintah mengambil
peranan yang sangat penting dan sektor
swasta mengikutinya dan kemudian dapat mengambil alih usaha pemerintah.
Biaya-biaya pembangunan dirasakan berat terutama oleh golongan yang berpendapat
rendah seperti petani dan buruh.
C.
Perkembangan
Ekonomi Rusia “Perkembangan Yang Dipaksakan” (Forced Development)
Eropa dan Jepang
meskipun ada bedanya dalam proses perkembangan tapi pada dasarnya mempunyai kesamaan
yaitu keduanya berdasar pada perusahaan swasta dan milik swata. Sedangkan
perkembangan perekonomian Rusia didasarkan pada pemilikan dan pengawasan
pemerintah seluruhnya. Pada revolusi 1917 Partai Komunis Rusia belum mempunyai
blue print (rencana) untuk perkebangan. Politik perekonomian dalam 10 tahun
pertama tampak adanya kurang persiapan. Dengan sistem ini keadan perekonomian
menjadi mundur, produksi di sektor industri dan pertanian turun, sehingga
terjadi bahaya kelaparan pada tahun 1911- 1922. Tahun 1921 diadakan
Kebijaksanaan Ekonomi Baru (New Economic Policy). Ini merupakan suatu
perubahan, dengan diperkenalkan sistem perekonomian campuran. Sedangakn negara tetap mengawasi dan
menguwasai sektor-sektor strategis Vital, yaitu semua mekanisme berskala besar,
industri pertambangan, perbankan, dan monopoli perdagangan luar negeri. Di
bawah sistem ini perekonomian menjadi baik kembali seperti pada tingkat
produksi semula.
Perubahan politik yang
dimenangkan oleh stalin terhadap Trosky, maka ekonomi juga mengalami perubahan.
Rencana lima tahun bertujuan untuk mengubah struktur perekonomian yang bersifat
pertanian menjadi industri. Tujuan lain dicapai dengan kolektivikasi aset
dengan tujuan terutama hendak menghilangkan halangan-halangan yang disebabkan
oleh adanya kepala batu petani perorangan yang telah menjadi kaya di bawah
kebijakan ekonomi baru. Industri terjadi pada periode antara tahun 1927 – 1940
di mana investasi ke sektor industri sebesar 28 – 30% dari pendapatan nasional.
Dan 80% dari investasi tersebut di arahkan ke industri barang-barang kapital.
Akibat produksi barang-kapital lebih besar di banding barang-barang konsumsi
Rencana Pembangunan 5 tahun dimulai tahun 1927/1928. Perkembangan ekonomi di
negara-negara Barat lambat dan membutuhkan sumber-sumber kapital besar serta
pengetahuan teknis yang masak. Kedua faktor tersebut (kapital dan teknologi)
relatif lebih sedikit di negara-negara sedang berkembang. Perkembangan di
Jepang lebih cepat karena semata-mata kebangsaannya, dan semangat tersebut
terdapat pula di negara sedang berkembang. Sedangkan di Rusia perkembangan yang
pesat di sektor industri terutama industri berat dicapai dengan penekanan
tingkat konsumsi.
D.
Perkembangan
Ekonomi Di Neegara Sedang Berkembang
Masalah yang dihadapi
oleh negara yang sedang berkembang sebenarnya telah dipersoalkan sejak
selesainya perang dunia II. Untuk menyelesaikan masalah tersebut maka
diharuskan untuk mengetahui sebab-sebab terjadinya masalah tersebut kemudian
diselidiki perspektif sejarah bagaimana masalah itu dipersoalkan.
1.
Asal mula ekonomi dualistis ( dual
economy )
Unsur
pemikiran pokok yang secara implisit terkandung dalam teori-teori perubahan
struktural dan secara eksplisit telah dinyatakan dalam teori ketergantungan
internasional adalah gagasan adanya sebuah dunia bermasyarakat ganda (a world
of dual society). Dualisme (dualism) merupakan konsep yang menunjukkan adanya
jurang pemisah yang kian lama terus melebar antara negara-negara kaya dan
miskin. Pada dasarnya ada empat elemen kunci sebagai berikut:
a. Di
setiap tempat dan konteks, selalu saja ada sejumlah elemen “superior” dan
sekaligus elemen “inferior”. Elemen-elemen tersebut hadir secara bersamaan
(berkonsistensi) dalam waktu dan tempat yang sama. Inilah hakekat dari konsep
dualisme.
b. Konsistensi
tersebut bukanlah suatu hal yang bersifat sementara atau transisional,
melainkan sesuatu yang bersifat baku, permanen, atau kronis. Artinya, elemen
yang superior memiliki kekuatan untuk mempertahankan superioritasnya, sedangkan
elemen yang inferior tidaklah mudah untuk meningkatkan posisinya.
c. Kadar
superioritas dan inferioritas dari masing-masing elemen tersebut bukan hanya
tidak menunjukkan tanda-tanda akan berkurang, tetapi bahkan meningkat sebagai
sebuah bentuk kolonialisme.
d. Hubungan
saling keterkaitan antara elemen-elemen yang superior dengan elemen-elemen
lainnya yang inferior tersebut terbentuk dan berlangsung sedemikian rupa
sehingga keberadaan elemen-elemen superior sangat sedikit atau sama sekali
tidak membawa manfaat untuk meningkatkan elemen-elemen inferior. (Todaro: 1999,
100-101)
Pada
akhir abad 19, negara industri meluaskan kekuasananya hampir ke seluruh dunia.
Semua negara di Asia kecuali Jepang, Afrika serta Amerika Latin menjadi daerah
koloni negara-negara Barat dan USA. Mula-mula mereka datang untuk
berdagang, tetapi kemudian memperoleh
kekuasaan. Dengan demikian mereka dapat memperoleh lebih banyak bahan mentah.
Adapun cara yang dipakai adalah memaksa petani menanam tanaman yang mereka
butuhkan. Hasilnya harus dijual kepada penjajah dengan harga yang telah
ditentukan. Hal ini menekan produksi pertanian bahan makanan.
Produksi
serta ekspor utama negara berkembang adalah produksi primer, yaitu bahan
makanan dan bahan mentah. Semua kesgiatan perekonomian ditujukan untuk ekspor,
sehingga kebutuhan dalam negeri tidak diperhatikan. Kian lama ekspor hanya
mengenai beberapa bahan yang dibutuhkan penjajah saja, yang kadang kala hanya
satu jenis dan jumlahnya tidak banyak. Keadaan ini mengganggu stabilitas
perekonomian karena sangat terpengaruh oleh fluktuasi harga pasar dunia.
Pada
masa itu perekonomian negara sedang berkembang terpadu dengan perekonomian
negara barat. Investasi di negara berkembang oleh negara barat ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Investasi yang ditujukan untuk pasar sangat
sedikit. Hal ini agar perekonomian negara sedang berkembang tergantung pada
negara penjajah. Akibat dari politik tersebut permintaan efektif tidak ada,
dikarenakan oleh rendahnya produktivitas dan penghasilan. Keseganan untuk
investasi dikarenakan oleh kebanyakan investasi tersebut berasal dari swasta
yang memilih proyek yang menguntungkan dan produksinya dapat dijual ke pasar
dunia. Kemudian keuntungan yang diperoleh ditransfer ke negeri investor.
Jadi
sifat pokok negara sedang berkembang adalah ekonomi dualistis, yaitu industri
ekspor yang terpadu dengan perekonomian dunia, dan kegiatan yang masih
mempunyai tingkat subsisten(pertanian tradisional dan kerajinan). (Irawan, Suparmoko: 2008, 246-248)
2. Periode
antara perang dunia I dan II “Turunnya kekuasaan barat”
Dampak perang dunia I dan II bagi negara
berkembang adalah:
a. Menaikkan
permintaan bahan mentah industri dan makanan dari negara sedang berkembang.
b. Pengurangan
ekspor barang konsumsi ke negara sedang berkembang.
c. Hal
tersebut mendorong negara berkembang untuk melaksanakan industrialisasi. Dengan
tujuan supaya tidak tergantung lagi pada luar negeri, agar mampu menampung
pengangguran.
3. Periode
sesudah perang dunia II “ perkembangan Internasional”
Setelah perang dunia II
terjadi perubahan pandangan tentang perkembangan ekonomi.Negara maju menyadari
bahwa perkembangan ekonomi merupakan tujuan penting. Maka dari itu mereka
menaruh perhatian terhadap negara sedang berkembang. Negara berkembang
mengimpor barang konsumsi dan barang capital untuk keperluan perang dengan
pembelian secara kredit. Untuk membantu negara sedang berkembang negara maju
membentuk IBRD ( international bank for reconstruction and development ) untuk
mendorong investasi di negara tersebut. Kemudian dibentuk FAO ( food and agricultur
organization ) dan ITO ( international
trade organization ). Kedua badan dibentuk dengan memiliki tujuan yang
menguntungkan bagi negara yang sedang berkembang.
Setelah perang dunia II
berakhir keadaan negara berkembang tidak mengalami kemajuan karena devisa yang
dimiliki oleh negara berkembang sedah tidak banyak lagi manfaatnya. Hal tu
disebabkan karena harga barang impor dari Amerika naik sehingga pembangunan
ekonomi mengalami kelambatan. Keadaan ekspor produksi primer mengalami
penurunan. Karena adanya persaingan dari bahan-bahan sintesis. Selain itu,
adanya proteksi di negara maju sehingga dasar tukar dinegara berkembang makin
lemah. Bantuan untuk negara sedang berkembang itu ada tetapi jumlahnya tidak
sesuai yang dibutuhkan. Bantuan berupa
capital saja bagi negara berkembang tidaklah efektif tanpa diimbangi dengan
faktor-faktor lain seperti keterampilan manusia dan kemampuam memimpin karena
faktor ini sangat kurang dinegara berkembang.
BAB
IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keberhasilan Perkembangan
ekonomi sebagian besar tergantung pada pemecahan beberapa masalah pokok yaitu
akumulasi kapital dan penggunaan maksimal dari sumber daya manusia dan sumber
daya alam yang tepat guna untuk meningkatkan serta memperbaiki produksi barang
dan jasa dalam upaya memenuhi kebutuhan regional, nasional maupun global.
B. Saran
1. Saran
Kritis
Penulis tentunya juga
berkesempatan dalam mengkritisi arah kebijakan dan regulasi pembangunan ekonomi
indonesia yang lebih mengarah pada perekonomian kapitalis, mungkin bisa ditebak
apa yang diinginkan pemerintah adalah peningkatan daya saing indonesia dalam
menghadapi era perdagangan bebas baik secara kwalitas maupun kuantitas
produksi, saya ambilakan contoh jangan jauh-jauh di asia saja indonesia masih
kualahan bersaing dengan cina, india, korea,
singapore, malaysia, sehingga menyebabkan ketimpangan neraca
perekonomian, Sekarang apa yang bisa kita banggakan dari kebijakan ekonomi kita
yang seperti sekarang? Pemerintah bisa saja bangga dengan pertumbuhan ekonomi
indonesia yang selama 5 tahun terakhir bercokol diatas kisaran angka rata-rata
5% dan berita terakhir detik.financial.com meyatakan pertumbuhan ekonomi
indonesia tercatat terbesar kedua di antara negara-negara angota G20 serentak
pertanyaan dan interupsi berhamburan menghampiri menlu Marty Natalegawa dan
staf menko perekonomian yang menghadiri pertemuan KTT G20 itu dan hampir
semuanya megarah pada “tentang bagaimana indonesia melakukannya”.
Tapi itu tidak bisa
dijadikan bukti didepan seluruh rakyat indonesia tentang pembanguna ekonomi
kita, hal itu hanya baru bisa di katakan sebagai peluang karena sebagian besar produktifitas
perekonomian kita hanya ditopang dan ditunjang oleh arus dana asing atau
investasi portofolio melalui SUN (surat utang negara) dan BEI (bursa efek
indonesia) yang disebabkan logarnya regulasi dan kebijakan hutang luar negeri
kita dengan saham dan emiten ungulan yang dikuasai perusahaan besar dengan
prosentase ekspor yang tinggi pada emiten (bahan mentah) sebagai suplayer
faktor produksi industri diluar negeri ataupun prosentase ekspor yang rendah
pada emiten (barang jadi) sebagai akibat dari minimnya teknologi produksi dan
product teknologi.
Sekarang kemana Koperasi
kita, kemana BUMN kita, kenapa semuanya dikuasai swasta, alangkah baiknya
apabila ekonomi kita kembali ditata ulang untuk menegaskan arah kebijakanya
dengan konsep pemerataan ekonomi demi meminamalisasi kesenjangan sosial dan
mensejahterakan seluruh rakyat indonesia sampai pada tingkat akar rumput.
2. Saran
Perbaikan
Dalam kesempatan ini
penulis menyarankan kepada pembaca untuk terlibat dalam proses perbaikan
makalah ini. Sebagaimana yang penulis sadari, Dalam penulisan makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan baik pada penelitian, penulisan, materi maupun
penyajianya. Namun demikian, penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan
pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan tepat waktu dan oleh
karenanya penulis dengan rendah hati menerima dan berharap keterlibatan pembaca
dengan bersedia memberikan masukan, saran dan usul sebagai langkah verifikasi
dan perbaikan makalah ini kedepanya karena pembuatan makalah inipun tidak lebih
dari sebagai sumbangsih terhadap kemajuan ilmu pengetahuan.
DAFTAR
PUSTAKA
Buku referensi
Drs. Irawan M.B.A Dkk.
“Ekonomi pembangunan” edisi ke-6.
Media online
Detik.finance.com,
Okezone.com, Viva.news.com
Blog dan link
Makalah ekonomi
pembangunan (2013) dari:
http://kurniawanbudi04.wordpress.com/2013/05/06/tipe-tipe-perkembangan-ekonomi-makalah-ekonomi-pembangunan/ [24 September 2013 (10:15)]
Artikel tipe-tipe
perkembangan ekonomi (2013) dari:
http://niahaji.blogspot.com/2013/02/tipe-tipe-perkembangan-ekonomi.html [24 September 2013 (10:23)]
Artikel tipe-tipe
perkembangan ekonomi (2013) dari:
http://yekopurnomo.blogspot.com/2010/12/tipe-tipe-perkembangan-ekonomi.html [24 September 2013 (10:31)]
Definisi tipe-tipe
(2012) dari:
http://www.artikata.com/arti-354679-tipe.html [24 September 2013(19:41)]
Definisi perkembangan
(2012) dari:
http://definisimu.blogspot.com/2012/08/definisi-perkembangan.html
[24 September 2013 (20:09)]
Definisi ekonomi (2013)
dari:
http://www.pengertianahli.com/2013/08/pengertian-ekonomi-menurut-para-ahli.html[24
September 2013
0 komentar:
Posting Komentar